Jumat, 25 Maret 2016

Wimcycle Sepedaku : Sebuah Kontemplasi Keinginan Diri

Om Einstein mengadopsi kata benda ini
Kata yang penuh makna untuk diresapi
Sebuah kata yang dijadikan tuntunan diri
Tuntunan terhadap hidup yang seharusnya diseimbangi
Seimbang, hingga akhirnya menemukan jati diri
Dalam perjalanan panjang yang penuh kontemplasi
Sepeda, adalah rangkaian enam huruf yang tidak asing lagi
Ada roda untuk mempercepat dan menopang laju
Pegangan tangan pada setang yang bengkok dan lurus
Sadel sebagai penopang badan agar tidak kaku
dan kedua kaki sebagai pendorong agar terus mengayuh
Hidup adalah seperti menaiki sepeda. Untuk tetap menjaga keseimbanganmu, engkau harus tetap bergerak. –Albert Einstein-

Albert Einstein dikenal sebagai ilmuwan fisika teoritis yang terkenal karena beberapa teori fisika. Salah satu teori fisika milik Einstein adalah teori relativitas yang menjadi inspirasi untuk produksi film bergenre science-fiction, Interstellaryang disutradai oleh Christopher Nolan  dan rilis pada tahun 2014. Einstein lahir pada tahun 1879 di Jerman. Di tempat yang sama sebelumnya pada tahun 1818, Baron Karls Drais von Sauerbronn telah dicatat sebagai penemu sepeda kuno pioner. Adalah velocipede, yang digunakan sebagai istilah yang merujuk pada hasil rancang bangun kendaraan roda dua baik yang terbuat dari kayu maupun besi. 

Menurut catatan Ensiklopedia Columbia, kata velocipede sudah digunakan oleh masyarakat Perancis pada semenjak abad ke-18. Sepeda pioner tersebut menjadi terkenal baik di Inggris maupun Perancis. Selanjutnya, dengan istilah yang berbeda di setiap negara seperti draisine (di Jerman dan Inggris), draisienne dan vélocipède (Perancis), dandy horse (atau yang terkenal disebut sebagai hobby horse). Penemuan sepeda Karls Davis ini menjadi cikal bakal penemuan sepeda selanjutnya oleh para penemu lain seperti Kirkpatrick MacMillan, Ernest Michaux dan Pierre Lallement. Penemu-penemu tersebut semakin menyempurnakan bentuk dan material bahan pembuatan sepeda, hingga pada tahun 1870an velocipede mulai dikembangkan sepeda dengan bahan dasar yang seluruhnya besi[1].

Hingga saat ini di abad 21, sepeda masih menjadi kendaraan tanpa mesin yang digunakan oleh masyarakat di kota maupun di desa. Seperti dilansir di situs nationalgeographic.co, Earth Policy Institute melaporkan bahwa produksi sepeda dunia yang pada kurun waktu antara 1990-2002 sebesar 94 juta per tahun telah mengalami peningkatan menjadi 130 juta pada thun 2007, melampaui produksi mobil yang sebesar 70 juta. Peningkatan volume sepeda di Cina dan beberapa negara Eropa seperti Belanda, Denmark dan Jerman terjadi dengan pertumbuhan yang bervariasi. Jumlah sepeda di Cina yang pada tahun 2007 sebesar 90 juta telah meningkat menjadi 430 juta. Tingkat kepemilikan sepeda rata-rata di beberapa negara Eropa masih lebih tinggi dibandingkan dengan di Cina. 

Satu orang memiliki lebih dari satu sepeda di Belanda dan 27% dari seluruh perjalanan menggunakan sepeda. Sementara di Denmark dan Jerman, rata-rata satu sepeda dimiliki oleh satu orang dengan persentase perjalanan sepeda sebesar 18% (Denmark) dan 10% (Jerman). Peningkatan ini disebabkan karena faktor pendukung berupa infrastruktur yang disediakan pemerintah ditambah dengan faktor lain seperti kesadaran masyarakat dan reward-reward lain dari produsen sepeda. Di Indonesia sendiri, perkembangan penjualan sepeda mengalami peningkatan. Dari tahun 2006 hingga 2010, tercatat peningkatan jumlah produksi nasional dari 2,32 juta unit menjadi 2,86 juta unit. Konsumsi sepeda pada tahun 2011 mencapai 8.491 ribu unit, kemudian diperkirakan akan naik terus dan mencapai 17.607 ribu unit tahun 2015.

Di Indonesia, hak-hak para pesepeda sudah dijamin oleh pemerintah. Penjaminan hak pemakai sepeda diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Darat. Pasal 62 UU tersebut berisi tentang kewajiban pemerintah memberikan kemudahan berlalu lintas dan hak fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas bagi para pesepeda. Kemudian, sebagai turunan dari UU tersebut, Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara rinci menjelaskan tentang fasilitas yang harus diberikan bagi para pesepeda, disamping juga untuk para pejalan kaki dan penyandang cacat. Bagian kedelapan pasal 54 pada Perpu ini menuliskan bahwa jalan harus dilengkapi dengan fasilitas untuk para pesepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat. Fasilitas untuk sepeda berupa lajur dan atau jalur sepeda yang disediakan khusus untuk pesepeda dan atau dapat digunakan oleh para pejalan kaki.

Aktivitas bersepeda di beberapa daerah seperti Kota Bandung dan Yogyakarta juga telah dihargai, dengan adanya jalur khusus yang dibuatkan oleh pemerintah untuk masyarakat pesepeda atau yang biasa dikenal sebagai bikers. Bahkan dalam rangka menggalakkan penggunaan sepeda, pada masa jabatan Walikota Yogyakarta tahun 2001-2011, Herry Zudianto meluncurkan Program Sego Segawe, yang merupakan singkatan dari sepeda kanggo sekolah karo nyambut gawe[2]. Sedangkan di Bandung, mulai pertengahan September 2010, para pengguna sepeda sudah bisa menggunakan jalur khusus yang dibuat sepanjang 8 km di beberapa ruas jalan Kota Bandung.

Semenjak di sekolah dasar, aktivitas bersepeda merupakan aktivitas yang mengasyikkan bagi saya. Hingga melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama yang berjarak sekitar 6 km dari rumah, saya tetap menggunakan sepeda untuk menuju ke sekolah dan pulang ke rumah. Masa tiga tahun di SMP merupakan masa yang penuh dengan kenangan bersepeda. Saat itu, waktu berangkat pulang dan berangkat sekolah adalah waktu dimana jalan raya sepanjang kurang lebih 3 km dipenuhi dengan murid SMP tempat saya bersekolah. Kami seperti penguasa jalanan antara pukul 6.00 hingga pukul 7.00 dan setelah pukul 13.30. Kami nyaman dan cuek saja waktu itu ketika ada kendaraan bermotor lalu lalang di jalanan. Bahkan ketika bersepeda sejajar dua-dua, kami tetap cuek saja melenggang di pinggir jalan sambil bercengkerama dan sesekali meneguk es buah yang kami beli di warung dekat sekolah ketika sinar matahari membakar ketika pulang sekolah. Ah, sungguh menyenangkan kala itu. Selanjutnya setelah lulus SMP dan melanjutkan ke SMA hingga kemudian ke jenjang perguruan tinggi di Semarang, saya mulai jauh dari sepeda. Hingga memori bersepeda saya kembali muncul ketika melihat Kota Yogyakarta pada 2013 dengan aksesoris lajur sepeda dan para pesepeda di jalan raya berseliweran. 

Karena Allah mengizinkan saya untuk tinggal sementara di kota ini, saya kemudian memutuskan untuk menggunakan sepeda adik saya yang baru saja lulus SMP kala itu. Medan Kota Yogyakarta yang dapat dikatakan coenderung datar menjadi salah satu alasan saya untuk menggunakan sepeda sebagai kendaraan. Akhirnya ayah saya mengantarkan sepeda adik ke Yogyakarta agar bisa saya gunakan berangkat dan pulang beraktivitas sehari-hari. Berjodohlah saya dengan sepeda keluaran lama berwarna perak berkeranjang hitam yang memiliki pengaturan gigi untuk mengatur laju sepeda, sampai saat ini.

Ketika saya bersepeda di jalanan Kota Yogyakarta, saya melihat berbagai merk sepeda yang digunakan para pesepeda dari sepeda keluaran lama hingga terbaru. Saya pikir, berbagai jenis sepeda keluaran lama yang dipakai sebagian masyarakat Yogyakarta adalah cerminan gaya hidup yang tetap memelihara apa yang telah dimiliki meskipun sudah tua dan usang, meskipun rusak dan kuno. Sedikit gambaran yang menjelaskan sikap hidup yang jarang diterapkan oleh manusia di zaman modern ini. Sikap hidup yang memelihara apa yang sudah dimiliki, dan memelihara jika pun sesuatu yang dimiliki itu sudah usang dan mungkin rusak. Bukan malah membuangnya, namun tetap diperbaiki dan dipelihara. Sikap inilah yang menjadi istimewa di mata saya. Yogyakarta yang sederhana, namun tetap berwibawa. Saya jadi ikut terpengaruh dengan gaya hidup yang satu ini.

Salah satu merk sepeda yang ikut menjadi bagian dari perjalanan panjang persepedaan di Indonesia adalah sepeda Wimcycle. PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries adalah nama perusahaan produsen sepeda dengan merk Wimcycle ini. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1972 ini telah mendominasi pasar lokal Indonesia dengan nilai pembagian pasar yang mendominasi, ditambah dengan prestasi selama pengalaman lebih dari tiga dekade sukses di pasar ekspor dunia, dengan sepeda yang tersebar di 20 negara di dunia.

Prestasi Wimcycle tersebut merupakan bukti kepercayaan masyarakat terhadap brand sepeda ini. Secara keseluruhan, beragam model yang dikeluarkan oleh pabrik sepeda Wimcycle (dari model anak-anak hingga dewasa, dari model khusus perempuan maupun untuk laki-laki) turut menjadi salah satu pemicu tingginya keinginan masyarakat untuk memiliki sepeda ini. Banyaknya model yang dikeluarkan Wimcycle membuat masyarakat memiliki banyak pilihan, yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap masyarakat, tergantung medan lintasan jalan yang paling disukai. Selain itu, dengan pilihan harga yang bervariasi dapat menyasar masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Meskipun harga sepeda sebanding dengan spesifikasi yang ditawarkan, namun fitur yang diberikan oleh pabrik tetap dipilih secara hati-hati agar mampu memberikan kenyamanan dan menjamin keselamatan pengguna. Kelebihan lain yang dimiliki sepeda Wimcycle adalah kontrol kualitas yang tetap terjaga dengan standar kontrol yang telah lulus uji kelayakan dari British Standards and Customer Product Safety Commission Standards. Sertifikat ISO 9001:2008 Cert No 13825 juga telah dimiliki oleh sepeda Wimcycle sehingga semakin menjamin kelayakan produk ini untuk dijadikan teman bepergian. Teman bepergian baik ketika bersekolah, bekerja, bertemu dengan teman-teman, dan berbelanja.

Selain kelebihan yang dimiliki oleh sepeda Wimcycle dari segi desain dan harga produk, ada beberapa manfaat yang diperoleh para pesepeda jika secara rutin melaksanakan aktivitas ini. Manfaat yang dimaksud berupa peningkatan kesehatan fisik dan mental individu. Tidak berhenti pada manfaat di tingkat individu, keuntungan publik juga dapat diperoleh melalui aktivitas bersepeda. Keuntungan yang dimaksud adalah pengurangan polusi udara (peningkatan kualitas udara), pencemaran suara dan lain sebagainya.

Secara garis besar, Cavill & Davis (2007) menuliskan bahwa jika dilakukan secara teratur, aktivitas bersepeda yang termasuk aktivitas fisik dapat mengurangi resiko terhadap semua penyakit yang menyebabkan kematian sehingga dapat mengurangi potensi kematian dini. Tinjauan dari 44 kajian/penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemungkinan kematian terendah dimiliki oleh orang yang paling aktif dan sebaliknya. Resiko kematian tersebut dapat dikurangi, bahkan dengan intensitas aktivitas yang rendah. Lembaga Copenhagen Center for Prospective Population Studies melalui Andersen dkk. (2000) menyimpulkan dari penelitian yang telah dilakukan bahwa orang-orang yang tidak menggunakan sepeda untuk bekerja memiliki tingkat kematian/mortalitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang menggunakan sepeda. Kajian tersebut melibatkan 13.375 wanita dan 17.265 laki-laki yang berusia antara 20-93 tahun yang secara acak dipilih dari populasi 90.000 penduduk yang hidup di pusat Kota Copenhagen, Denmark. Bersepeda untuk bekerja dapat menurunkan resiko kematian kurang lebih sebesar 40% setelah penyesuaian faktor multivariat yang lain, seperti waktu luang untuk beraktivitas fisik. Beberapa parameter yang diukur dalam penelitian tersebut meliputi tekanan darah, indeks massa tubuh, kadar kolesterol, dan faktor resiko kematian lain  seperti merokok. Penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Oja dkk. di Finlandia pada tahun 1991 dan 1998. Penelitian tersebut melibatkan sukarelawan di tempat bekerja yang sebelumnya pulang dan pergi menggunakan mobil atau bus kemudian ditukar dengan bersepeda selama 30 menit pada satu jalur dan pada rute bolak-balik selama perjalanan. Terdapat beberapa perubahan parameter fisiologis seperti peningkatan kebugaran aerobik, penurunan muatan kardiovaskular pada kondisi kerja standar submaksimal, peningkatan penggunaan lemak sebagai sumber energi pada aktivitas fisik dan peningkatan kolesterol baik HDL (High Density Lipoprotein)[3]. Penelitian tersebut kemudian menyimpulkan bahwa bersepeda yang digunakan untuk bekerja memiliki potensi signifikan untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran fisik orang dewasa sehat yang sebelumnya mengandalkan mobilitas dengan transportasi publik maupun kendaraan bermotor pribadi.

Dalam kajian yang lebih spesifik, bersepeda dapat membantu menurunkan berat badan bagi para penderita obesitas. Kajian yang dilakukan di United Kingdom/Inggris yang diterbitkan pada tahun 1999 terhadap non-olahragawan yang setuju untuk melaksanakan aktivitas bersepeda paling tidak 4 hari seminggu, menemukan bahwa lemak tubuh berkurang secara signifikan diantara keseluruhan sukarelawan yang memiliki kelebihan berat badan atau mengalami obesitas pada awalnya (59% sukarelawan). Fogelholm & Kukkonen-Harjula (2000) menuliskan bahwa minimum 60 menit waktu yang digunakan untuk aktivitas fisik dengan intensitas sedang mampu membantu kontrol berat badan, begitu pula dengan penelitian lain yang menuliskan bahwa bersepeda dapat membakar paling tidak 5 kilo kalori per menit (tergantung pada sejumlah faktor, khususnya berat badan pesepeda). Aktivitas ini cocok untuk orang yang kelebihan berat badan karena kurang lebih 70% berat badan dapat ditahan oleh sadel, sehingga melatih aktivitas sistem kardiovaskuler tanpa meletakkan ketegangan berlebih pada sistem otot dan rangka pasif.

Aktivitas bersepeda yang lebih tinggi juga dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu bentuk dari penyakit kardiovaskuler, selain stroke. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di Eropa, dengan kematian sejumlah 4,35 juta setiap tahun. Sedangkan dalam studi silang yang dilakukan di Amerika, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tinggi berhubungan dengan resiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan kelompok yang berpartisipasi melakukan aktivitas fisik pada level yang rendah. Dan, Kennedy (1997) menuliskan bahwa pada pasien penderita jantung koroner, rata-rata usia para pesepeda dengan penyakit ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel kontrol yang tidak bersepeda, yang mengindikasikan bahwa aktivitas bersepeda mungkin dapat menunda serangan penyakit jantung koroner. Penemuan tersebut mendukung konsep bahwa aktivitas bersepeda yang teratur dapat memberikan perlindungan dari perkembangan penyakit jantung koroner.

Aktivitas bersepeda juga dapat mengurangi resiko penyakit diabetes tipe 2 dan kanker. Dela dkk (1995) menuliskan bahwa efek menguntungkan aktivitas bersepeda dengan intensitas sedang muncul pada kelompok populasi beresiko tinggi penyakit diabetes tipe 2. Hal ini dikarenakan kelebihan berat badan dan kepemilikan tekanan darah yang tinggi dapat dikendalikan melalui aktivitas ini. Selanjutnya, ditulis oleh Steindorf dkk. (2003), bahwa ketika aktivitas bersepeda meningkat, resiko kanker payudara mengalami penurunan. Level tertinggi aktivitas bersepeda dapat mengurangi resiko kanker payudara sebesar 34% pada wanita. Selain itu, juga terdapat bukti yang kuat dari Hou dkk. (2004) tentang kemampuan perlindungan oleh aktivitas fisik terhadap kanker kolon atau usus besar. Studi di Shanghai, Cina tersebut menemukan bahwa aktivitas fisik yang rutin (bersepeda ketika berangkat dan pulang dari bekerja atau beraktivitas lain) selama periode waktu yang lama dapat menghindarkan tubuh dari kanker kolon dan secara signifikan mampu memodifikasi resiko yang berhubungan dengan indeks massa tubuh.

Selain dalam aspek fisik, aspek kesehatan mental (kesehatan psikologi, kesehatan emosional)  para pesepeda juga patut untuk ditengok lebih dalam lagi. Suasana lain yang disuguhkan dalam aktivitas bersepeda seperti bentuk siklis roda sepeda, keheningan yang ditimbulkan ketika bersepeda, dan aksesoris yang digunakan ketika bersepeda dapat menjadi pemicu pengurangan efek stress. Boyd dkk. (1998) melaporkan bahwa terdapat peningkatan terhadap persepsi tentang kebahagiaan, kepercayaan diri dan toleransi terhadap stress setelah melaksanakan aktivitas ini. Selain itu, terdapat pula penurunan tingkat kelelahan, kesulitan tidur dan jangkauan gejala medis. Kesehatan mental yang terwujud dapat mendukung kualitas hidup manusia menjadi lebih baik karena peningkatan tingkat kebahagiaan. Interaksi dengan sesama pesepeda ketika sedang bersepeda dapat membantu meningkatkan sosialisasi antar individu di dunia digital yang egois ini. Juga, bersepeda adalah aktivitas yang penuh dengan ketenangan dan keheningan sehingga bisa dijadikan terapi stress yang berpotensi semakin tinggi di era globalisasi seperti sekarang ini.

Sedangkan pada tataran publik, aktivitas bersepeda adalah kegiatan yang bebas polusi udara dan suara, serta efisien dalam hal penggunaan ruang publik jalan raya. Sampai saat ini, polusi udara masih menjadi masalah di beberapa kota besar di Indonesia akibat emisi dari gas yang dikeluarkan kendaraan bermotor. Aktivitas bersepeda tidak mengeluarkan gas emisi seperti yang dikeluarkan melalui knalpot kendaraan bermotor sebagai hasil aktivitas mesin. Maka dari itu, aktivitas yang ramah lingkungan pantas disematkan untuk kegiatan bersepeda sehingga merupakan moda transportasi yang berkelanjutan. Polusi lain yang patut dipertimbangkan sebagai manfaat dari aktivitas ini adalah polusi udara. Polusi suara dapat muncul karena penggunaan kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil, serta truk maupun bus. Polusi suara atau yang biasa dikenal sebagai kebisingan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh, psikologis, dan komunikasi. Kebisingan dapat mengakibatkan ketegangan mental sehingga dapat meningkatkan kecepatan denyut nadi dan hipertensi. Serta, jika seseorang terus menerus berada dalam kebisingan dalam waktu yang lama, maka akan berpotensi menimbulkan ketulian. Sementara itu, bersepeda dapat menimimalkan tingkat kebisingan yang dihasilkan karena bahan bakar untuk aktivitas ini adalah energi kimia pesepeda, bukan energi kimia mesin. Menurut acuan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996, ambang batas maksimal kebisingan yang dapat diterima untuk peruntukan kawasan dan lingkungan berkegiatan (rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah) adalah masing-masing sebesar 55 dBA dan 70 dBA. Padahal, suara knalpot dari sepeda motor yang telah dimodifikasi dapat mencapai 80 hingga 90 dBA. Ditambah lagi, apabila dibandingkan dengan kendaraan jenis lain seperti sepeda motor dan mobil pribadi, bersepeda tidak membutuhkan ruang publik di jalan raya yang luas sehingga terdapat efisiensi penggunaan ruang publik di jalan raya.

Korelasi antara keseimbangan hidup dalam filosofi bersepeda, penjaminan hak-hak para pesepeda di Indonesia, pendukung infrastruktur bersepeda yang telah dibangun di beberapa kota di Indonesia (khususnya Kota Yogyakarta), karakter (dan kelebihan) sepeda Wimcycle dan berbagai manfaat yang ditawarkan dalam kegiatan bersepeda, menghasilkan reaksi peningkatan hasrat saya untuk memiliki sepeda jenis ini. Kemampuan sepeda mumpuni yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari yang dapat mendukung implementasi kesehatan fisik yang mapan, juga kesehatan emosional di tengah tantangan zaman dan tekanan hidup yang semakin keras ini. Aktivitas bersepeda yang juga dapat mendukung peningkatan kualitas udara dan suara, serta efisiensi penggunaan ruang yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ke depan, semoga jika kesadaran masyarakat untuk bersepeda lebih tinggi, akan mampu membantu pemerintah mengurangi biaya belanja yang digunakan untuk subsidi bahan bakar untuk kendaraan bermotor sehingga penyakit hilang, pemerintah senang, dan rakyat nyaman.



Catatan Kaki

[1] Wikipedia.org
[2] Sepeda kanggo sekolah karo nyambut gawe adalah ungkapan bahasa Jawa, yang dalam bahasa Indonesia berarti sepeda untuk sekolah dan bekerja.
[3] Partikel HDL mengacu pada kolesterol yang baik karena dapat melakukan transpor molekul lemak keluar dari dinding arteri, mengurangi akumulasi makrofag sehingga membantu mencegah atau bahkan menekan atherosklerosis. Hal ini penting karena atherosklerosis dapat mengakibatkan munculnya penyakit kardiovaskuler, stroke, dan berbagai penyakit kelenjar pembuluh lain.

Referensi

Andersen, L., Schnohr, P., Schroll, M. and Hein, H. (2000). All-cause mortality associated with physical activity during leisure time, work, sports, and cycling to work, Archives of Internal Medicine, 160, pp. 1621-1628
Boyd, H., Hillman, M., Nevill, A., Pearce, A. And Tuxworth, B. (1998). Health-related effects of regular cycling on a sample of previous non-exercisers, Resume of main findings
Cavill, N., Davis, A. 2007. Cycling and Health : What’s the Evidence?. http://www.cycle-helmets.com/cycling_and_health.pdf. Diakses tanggal 25 Maret 2016
Dela, F., Larsen, J. J., Mikines, K. J., Plough, T., Petersen, L. N., and Galbo, (1995). Insulin-stimulated muscle glucose clearance in patients with NIDDM. Diabetes 44, 1010-1020.
DETR, (1999). Cycling for better health, Traffic Advisory Leaflet, 12/99, London: DETR
e-journal.uajy.ac.id/4321/2/1KOM03385.pdf. Diakses tanggal 24 Maret 2016
Fogelholm M, Kukkonen-Harjula K. (2000). Does physical activity prevent weight gain--a systematic review. Obes Rev. Oct;1(2):95-111
Froböse I. Cycling and Health: Healthy cycling compendium. Centre for Health German Sport University, Cologne/Wellcom. www.cyclingandhealth.com/CyclingAndHealth_e.htm
Hou, L., Ji, B., Blair, A., Dai, Q., Gao, Y. and Chow, W. (2004). Commuting physical activity and risk of colon cancer in Shanghai, China, American Journal of Epidemiology, 160(9), pp. 860-867
http://www.antarajawabarat.com/lihat/berita/26376/bandung-miliki-jalur-khusus-sepeda. Bandung Miliki Jalur Khusus Sepeda. Diakses tanggal 24 Maret 2016
http://www.gowes.org/penggemar-sepeda-di-indonesia-meningkat=.html. Penggemar Sepeda di Indonesia Meningkat. Diakses tanggal 24 Maret 2016
http://www.greenlifestyle.or.id/news/detail/yogya_tetapkan_34_ruas_khusus_untuk_sepeda. Yogya Tetapkan 34 Ruas Khusus untuk Sepeda. Diakses tanggal 24 Maret 2016
Kennedy, A. (1997). Exercise and heart disease: cardiac findings in fatal cycle accidents, British Journal of Sports Medicine, 31(4), pp. 32 8-33 1
Oja P., Manttari, A., Heinonen, A, Kukkonen-Harjula, K, Laukkanen, R., Pasanen, M. and Vuori, I. (1991). Physiological Effects of Walking and Cycling to Work, Scandinavian Journal of Medicine, Science and Sports, Vol 1, pp 151-157
Steindorf K, Schmidt M, Kropp S, Chang-Claude J. (2003). Case-control study of physical activity and breast cancer risk among premenopausal women in Germany. (2003). American Journal Epidemiology,. Jan 15, pp.157(2):121-30.
Widyantoro, B., Razif, M. Tanpa tahun.Pemetaan Tingkat Kebisingan Akibat Aktivitas Transportasi Dikaitkan dengan Tata Guna Lahan di Jl. Arif Rachman Hakim Surabaya. Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Surabaya. Surabaya.
www.sepedapancal.com/2015/06/harga-sepeda-wimcycle-terbaru.html?m=1. Daftar harga sepeda wimcycle terbaru dan terlengkap 2016. Diakses tanggal 24 Maret 2016
www.wikipedia.org. Diakses tanggal 24 Maret 2016

Selasa, 22 Maret 2016

Jika Diri di Persimpangan : Antara Lurus, atau Belok Kiri dan Kanan



Orang melihat dia sebagai sosok pemikir. Sahabatnya menilai dia terlalu peka dan kritis hingga sampai saat ini dia tidak mendapatkan pekerjaan di perusahaan seperti yang telah sahabatnya capai. Label idealis telah melekat dalam dirinya. Beberapa analisis dia ajukan dalam otaknya saat kejadian yang kata orang “buruk” tersebut menimpanya. Selektifitas yang tinggi (kata sahabatnya) dalam memilih pekerjaan. Kondisi kejiwaan yang tidak sesuai dengan jabatan yang dia pilih. Kompetensi yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kemampuan intelegensia yang kurang. Tidak ada “orang dalam” yang dia kenal. Penampilan yang tidak berhasil memikat para pewawancara sehingga mengakibatkan kurangnya kepercayaan dari pihak perusahaan. Sumbangan yang tidak diberikan terlebih dahulu ke perusahaan. Entahlah. Dia lelah.
Kondisi perekonomian dunia telah menjadikan manusia-manusia kritis semakin terhimpit. Sebelum lulus kuliah, dia berfikir bahwa dia tidak mau jalan panjang dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi berujung dengan tulisan “uang”. Dia  sudah malas dengan anggapan orang tentang harta dan uang. Kata “perubahan” yang banyak keluar dari mulut mahasiswa menjadi kata yang omong kosong jika mereka tidak bisa menjadi pemimpin untuk keluar dari permasalahan. Omong kosong jika kata “perubahan” diakhiri dengan materi yang melimpah ruah loh jinawi, ketenaran dan jabatan yang tinggi di perusahaan terkenal, sehingga berakhir dengan menjadi “roda”, bukan pemilik perusahaan mobil. Mereka sudah mengetahui kalau perusahaan tersebut merugikan bangsa dalam situasi yang samar-samar karena polesan gemerlap materi yang diberikan perusahaan kepada sang “roda”. Dia tak ingin muluk-muluk. Cita-citanya hanya satu, bermanfaat untuk orang di sekitar tempat tinggalnya meskipun hidupnya bersahaja. Dia tak mau hidup di kota-kota besar yang penuh dengan suara-suara bising, racun-racun hitam di udara, dan hingar bingar tempat-tempat modern, di bawah pengaruh globalisasi dan feminisme.
Usaha untuk melakukan segala macam hal yang bisa dia lakukan akan dia lakukan meskipun orang menilai tidak penting. Dia ingin mengadopsi prinsip-prinsip manajemen bisnis sahabat yang telah dijamin masuk syurga oleh Allaah, Abdurrahman bin Auf. Barang halal sebagai obyek bisnis. Penghindaran dari barang haram, bahkan barang syubghat sekalipun. Keuntungan bisnis yang diperoleh dinikmati dengan menunaikan hak keluarga, hak Allaah dan perjuangan di jalan Allaah. Harta yang diperoleh bukan sesuatu yang mengendalikannya, namun sesuatu yang dikendalikannya.  Motivasi dunia akhirat. Orientasi keberkahan. Etos kerja untuk beribadah. Sikap mental dan keahlian didasarkan sebagai manifestasi seorang muslim. Manajemen keuangan, operasi, strategi, pemasaran dan sumber daya manusia berdasarkan konsep halal dan syariah. Istiqomah (orang masa kini menyebutnya konsisten) dalam mengerjakan bisnis. Semua dikembalikan kepada hakikat penciptaan manusia di bumi, dalam hubungannya kepada sesama makhluk (hidup atau mati) dan kepada Allaah Yang Maha Kuasa.
Rumah, mobil, emas, perusahaan dan uang adalah materi yang dapat dipetik di dunia jika bisnis dilakukan dengan cara-cara Islami. Bisnis berdasarkan konsep sekuler hanya akan membuat jiwa merasa selalu haus dengan apa yang telah diperoleh, dan hati tidak tentram. Sangat mungkin untuk bisa menjadi semakin kaya materi. Namun belum tentu dengan jiwa yang kaya hati. Anggapan-anggapan orang di sekitar tempat tinggalnya telah menempatkan materi sebagai suatu hal yang wajib dikejar. Namun saya tidak tau sampai kapan orang tersebut merasa cukup dan bisa bersyukur. Pilihan-pilihan hidup tersebut ada pada otak dan hati manusia-manusia yang (katanya bisa) berfikir. Hidup di dunia tak hanya tentang materi duniawi. Kehidupan sesudah mati telah menanti untuk seluruh insan di bumi.

Semakin mengaburnya definisi-definisi
Terasa sempit jika definisi di hulu mampu dipahami
Harap dalam doa
Ikhtiar dalam usaha
Berfikirlah
Bergeraklah
Optimislah

Bantinglah Kemurunganmu di Taman Bantimurung Bulusaraung : Sebuah Catatan Kecil di Akhir 2011



Butterfly terbanglah tinggi
Setinggi anganku untuk meraihmu
Memeluk batinmu yang sempat kacau
Karna merindu

Otak akan terhubung dengan lirik lagu Butterfly yang dilantunkan Melly Goeslaw dan Andhika Pratama ketika kata “kupu-kupu” masuk sebagai stimulus yang dikirimkan orang lain, yang diterima indera pendengaran kemudian diproses dalam serangkaian neuron sistem saraf. Imajnasi tentang kecantikan dan keindahan rupa yang dibalut dalam kebebasan mengepakkan sayap, membumbung tinggi saat otak membaca tulisan “kupu-kupu” di atas kertas. Kata ini, tak jarang dijadikan senjata yang ampuh sebagai subyek ungkapan bermajas personifikasi untuk pasangan lawan jenis bagi insan yang sedang berada dalam kendali cinta. Kata ini masih memiliki kesan yang mendalam sebagai makhluk cantik ciptaan Tuhan di bumi meski tak selalu dikonotasikan baik, seperti almarhum Chrisye yang mendendangkan “kupu-kupu malam” sebagai simbol kebebasan wanita malam.
Kupu-kupu menjadi obyek untuk dinikmati secara fisik oleh mata yang haus dengan keindahan dan kecantikan, maupun lambang dalam berbagai tulisan. Dari sekedar kesan yang ingin ditonjolkan, hingga manfaat yang ingin dicapai. Kata kupu-kupu sendiri juga telah disebut dalam banyak referensi, dari kitab suci hingga referensi modern, dan puisi, serta lirik-lirik lagu. “Pada hari itu manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran”, sebuah firman Allaah dalam kitab suci Alqur’an surat Al-Qari’ah ayat 4. Penyanyi terkenal Mariah Carey, Jason Mraz, Super Junior dan Miley Cyrus juga tak lupa mengikutsertakan kata “Butterfly” sebagai salah satu judul lagu mereka. Begitu pula dalam lirik puisi milik Mary Emily Bradley, Sarah Morgan Bryan Piatt, Emily Dickinson dan Thomas Wentworth Higginson.
Penulis secara pribadi membayangkan kupu-kupu hanya sebagai makhluk cantik yang indah dipandang ketika memilih paket wisata saat mengikuti kompetisi ilmiah di Makassar bulan Juli 2011 silam. Mata saya tertuju pada tulisan “Wisata alam air terjun dan kupu-kupu di Bantimurung, Maros” seharga Rp150.000,00. Pilihan ini berdasarkan keinginan untuk “membanting kemurungan” setelah mendapatkan hasil yang tak kami harapkan. Sebenarnya kami bisa berhemat jika tidak mengambil paket wisata tersebut dan melakukan perjalanan mandiri mengendarai angkutan umum ke tempat-tempat tujuan wisata yang ada di Sulawesi Selatan. Namun sayang, saya sudah terlanjur mengambil dan membayar biaya paket wisata tersebut. Jiwa backpacker yang masih perlu dilatih lagi.
Perjalanan ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dapat dijangkau dengan alat transportasi angkutan umum. Masyarakat setempat fasih menyebut kata PT-PT untuk angkutan umum beroda empat yang merupakan akronim dari Public Transportation. Angkutan PT-PT di Makassar adalah angkutan umum dengan ciri khas berwarna biru muda dan daya angkut penumpang sekitar 10-12 orang. Setiap jurusan perjalanan sudah tertera di bagian depan maupun belakang bagian angkutan tersebut. Penumpang akan dimanjakan dengan lantunan musik yang berasal dari komputer jinjing sejenis netbook jika beruntung menaiki PT-PT yang memberikan fasilitas musik gratis tersebut. Keberuntungan kami sehari sebelum berwisata ke Taman Nasional Bantimurung itulah yang mengakibatkan kami mengetahui bahwa ternyata PT-PT di Makassar ada yang memberikan fasilitas musik gratis. Hal tersebut untuk membuat penumpang betah menaiki angkutan PT-PT dan menghindari kebosanan, serta meningkatkan daya tarik penumpang di kemudian hari.
Lokasi Taman Bantimurung Bulusaraung terletak sekitar 23 kilometer dari bandara Sultan Hasanuddin dan 42 kilometer dari Kota Makassar. Perjalanan dari lokasi asal teman-teman menuju Taman Bantimurung memerlukan biaya yang bervariasi, karena tergantung lokasi asal dan alat transportasi yang digunakan. Jika teman-teman transit di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Kota Makassar untuk menuju Taman Bantimurung, PT-PT dapat dimanfaatkan jika ingin berhemat. Begitu pula jika teman-teman transit di Terminal Sentral Makassar melalui jalur darat. Pintu gerbang keluar bandara menuju jalan raya berjarak sekitar 4 kilometer. Angkutan PT-PT tidak terdapat di dalam bandara. Namun dari Terminal Sentral dapat langsung menaiki angkutan PT-PT. Teman-teman dapat memanfaatkan taksi untuk langsung menuju tujuan ataupun ojek di bandara untuk mengantarkan ke jalan raya.
Tarif perjalanan dengan angkutan taksi ini bisa sangat mahal. Mungkin teman-teman bisa menebak, jika perjalanan lancar dari bandara menuju lokasi Taman Bantimurung membutuhkan waktu sekitar 45 menit, maka argometer taksi akan menunjukkan angka berapa. Tarif yang dikeluarkan bisa mencapai ratusan ribu rupiah, tergantung armada taksi yang teman-teman manfaatkan. Alternatif perjalanan yang lebih murah dapat menggunakan angkutan umum berupa ojek untuk keluar bandara menuju jalan raya, kemudian berganti angkutan PT-PT. Tarif ojek untuk keluar bandara menuju jalan raya berkisar antara Rp10.000,00 hingga Rp15.000,00. Angkutan PT-PT jurusan Pasar Maros silakan teman-teman manfaatkan untuk mengantarkan ke Pasar Maros dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Lokasi Taman Bantimurung masih harus ditempuh dengan menaiki angkutan PT-PT sekali lagi dari Pasar Maros sekitar 30 menit jika angkutan PT-PT tidak berhenti di jalan untuk mencari penumpang lagi. Tarif perjalanan angkutan PT-PT sekali jalan sekitar Rp3.000,00 - Rp5.000,00. 
Konsekuensi yang harus ditanggung oleh teman-teman jika menggunakan angkutan PT-PT adalah sengatan panas, serangan berupa rangsangan bau dari tempat-tempat umum yang dilewati angkutan dan rasa letih yang bisa dirasakan karena berkali-kali berganti angkutan. Teman-teman juga bisa merasakan langsung bagaimana kepayahan yang dialami oleh masyarakat ketika bekerja di pasar dan di jalan. Mereka harus bergelut dengan kondisi alam dan saingan bisnis demi tali kehidupan yang harus disambung. Konsekuensi-konsekuensi tersebut akan dibayar dengan harmoni alam perpaduan sungai-sungai, rumah-rumah adat masyarakat setempat yang masih bertahan dengan megah dan bukit-bukit karst di kanan kiri jalan di sepanjang perjalanan mendekati kawasan Taman Bantimurung. Pemandangan yang sangat elok, cantik nan sejuk tersebut karena adanya harmonisasi yang anggun antara alam berupa pegunungan kapur, kearifan lokal penduduk dalam berinteraksi dengan alam dan pemeliharaan warisan budaya rumah adat lokal oleh masyarakat setempat. Masyarakat yang benar-benar menghargai alam dan sejarah.
Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung secara administrasi terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Pintu gerbang Taman Bantimurung berupa patung kupu-kupu yang megah bersayap biru muda, kuning dan ungu kehitaman. Patung kera yang sedang duduk dan melambaikan kedua organ pergerakan anteriornya menyapa kami saat memasuki kawasan tersebut, persis di belakang patung kupu-kupu. Perbukitan karst ikut menyimpulkan senyuman bersamaan dengan panas yang tidak terlalu menyengat karena kondisi jalan yang teduh. Nama Taman Bantimurung tertempel dengan kokoh di bukit karst yang dapat teman-teman lihat dengan jelas dari jalan. Saya dan rombongan beruntung saat itu karena cuaca cerah yang menyertai perjalanan kami pagi itu. Ikon-ikon Taman Bantimurung tersebut (kupu-kupu, kera dan karst) sengaja diperlihatkan oleh pengelola Taman Bantimurung (Balai Taman Bantimurung Bulusaraung) sebelum memasuki kawasan ini. Patung kupu-kupu dan kera di pintu gerbang kawasan Taman Bantimurung yang megah, dan identitas Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di bukit karst yang mirip dengan penempatan lukisan di dinding rumah. Tulisan-tulisan tersebut sebagai lukisan dan bukit karst sebagai dinding rumahnya.
Taman Bantimurung merupakan kawasan pelestarian alam untuk beberapa jenis ekosistem, yaitu ekosistem hutan, pegunungan karst dan hutan dataran tinggi. Ekosistem hutan Taman Bantimurung ini memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi baik jenis flora maupun fauna. Beberapa fauna bersifat khas dan endemik, hanya terdapat di Sulawesi dan tidak terdapat di tempat lain. Fauna yang terkenal adalah kera-kera hitam jenis Macaca maura dan jenis kupu-kupu. Jenis flora yang terdapat di Taman Bantimurung ini adalah jenis flora vegetasi karst dan hutan dataran rendah.
Para penjual souvenir berupa insektarium kupu-kupu dan pakaian anak-anak hingga dewasa bermotif kupu-kupu dan segala hal bertema Taman Bantimurung akan menyambut teman-teman jika berada di kawasan pintu masuk dan parkir. Teman-teman harus mengeluarkan rupiah sesuai umur teman-teman agar bisa menikmati segala macam obyek yang ada di Taman Bantimurung. Orang dewasa harus membayar Rp10.000,00 untuk membeli tiket masuk sedangkan untuk anak-anak sebesar setengah harga orang dewasa. Tarif yang berbeda dan lebih tinggi dikenakan untuk turis dari luar negeri, yaitu sebesar dua kali harga tiket orang dewasa (Rp20.000,00). Selamat datang di kerajaan kupu-kupu terbesar di Indonesia, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Kawasan pegunungan karst di sekitar Taman Bantimurung dijuluki “Spectacular Tower Karst” karena bentang alam karst yang unik, berbentuk menara-menara yang berhimpitan, dan membentang sepanjang Kabupaten Maros dan Pangkajene Kepulauan. Pegunungan karst di Sulawesi Selatan diklasifikasikan ke dalam karst Tropika Klasik yang memiliki luas sekitar 30.000 hektar. Sebuah hamparan alam yang indah dan tidak ditemukan di daerah manapun di Indonesia. Pegunungan karst yang berbentuk menara-menara tersebut seperti berbicara kepada manusia di sekitarnya. “Akulah ciptaan Tuhan. Produk dan saksi sejarah pembentukan kawasan ini sekaligus sebagai saksi aktivitas-aktivitas manusia disekelilingku”. Manusia begitu kerdil dikelilingi oleh bukit-bukit karst yang menjulang tinggi. Himpit-himpitan menara dalam jelmaan bukit-bukit karst eksotis. Manusia tidak akan bisa menandingi “teknologi” milik Tuhan. Secuil pelajaran yang dapat saya ambil dari pegunungan karst terluas dan terbesar kedua di dunia setelah Cina ini. Pegunungan karst juga berdiri dengan kokoh di dalam kawasan Taman Bantimurung. Biaya untuk memperhatikan, mengamati dan menikmati karst di Taman ini nol rupiah. Jadi jangan takut untuk berlama-lama merenungi ciptaan Tuhan di bumi Sulawesi Selatan yang menakjubkan ini. Asalkan jangan mencoret dan melakukan hal lain yang merusak ya.
Nilai peduli untuk menjaga dan melestarikan, serta menyayangi makhluk hidup sebagai sesama makhluk Tuhan, terutama kupu-kupu tercermin dalam status kawasan Taman Bantimurung ini sebagai kawasan konservasi yang disahkan oleh Menteri Kehutanan sejak tahun 2004. Usaha pelestarian spesies endemik maupun non endemik kupu-kupu yang terdapat di sekitar Taman Bantimurung dibuktikan dengan adanya penangkaran kupu-kupu. Pelestarian jumlah dan jenis kupu-kupu menjadi tujuan utama tempat penangkaran kupu-kupu. Tempat penangkaran kupu-kupu yang terbuat dari jaring biasa, ada yang dibentangkan menempel pada dinding karst, ada yang dibuat dalam ruangan khusus. Di dalam jaring, terdapat pohon-pohon dan tanaman yang memang sudah ada sebelum jaring dipasang. Saat jaring dan semua bangunan sudah siap, tanaman yang merupakan pakan kupu-kupu akan dimasukkan ke dalam penangkaran.
Alam telah menjadi obyek dalam berbagai kajian ilmu pengetahuan oleh para ilmuwan-ilmuwan di dunia sejak berabad-abad tahun yang lalu. Kajian tentang alam akan selalu mengisi otak-otak yang haus ilmu pengetahuan. Kalau kata Dan Brown dalam novel “Angels and Demons”, bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bertentangan. Ia hanya terlalu muda untuk mengerti. Manusia berkewajiban untuk berfikir untuk memahami segala gejala, baik gejala alam maupun gejala sosial yang terjadi di sekelilingnya. Tuhan selalu menciptakan makhluk bersamaan dengan nilai manfaat di jagad raya ini. Tuhan selalu mengatur secara cermat tentang segala sistem makhluk hidup maupun makhluk yang mati di jagad raya ini. Tidak ada kata “kebetulan” dalam “kamus” milik Tuhan.
Kupu-kupu adalah indikator ekosistem yang sehat. Kupu-kupu akan mampu hidup dengan baik bila faktor lingkungan yang ada sesuai dengan jangkauan toleransi kupu-kupu untuk mampu hidup. Makhluk hidup yang mampu tumbuh dan berkembang biak di lingkungan tertentu menandakan bahwa lingkungan tersebut “baik” untuk makhluk yang lain, kecuali makhluk hidup ekstrim yang mampu hidup di lingkungan yang ekstrim. Syarat-syarat hidup kupu-kupu juga hampir sama dengan lebih dari dua pertiga spesies invertebrata di bumi sehingga jika ada kupu-kupu hidup di lingkungan tertentu, ada pula kehidupan makhluk invertebrata lain di tempat yang sama. Suhu  ideal bagi kupu-kupu untuk berkembang adalah dibawah 30oC. Kupu-kupu dalam ekosistem adalah bagian yang penting dari rantai makanan dan mangsa yang empuk untuk jenis burung, kelelawar dan hewan insektivora yang lain. Jika salah satu organisme yang berperan dalam rantai makanan hilang atau punah, maka keseimbangan ekosistem dalam sistem makan-memakan yang lebih kompleks akan terganggu. Para ekologis di Eropa telah menjadikan kupu-kupu sebagai model organisme dalam kajian dampak organisme akibat kehilangan habitat dan perubahan iklim.
Siklus hidup seekor kupu-kupu adalah pembelajaran tentang proses kehidupan dalam beberapa fase hidup. Seekor kupu-kupu bersayap indah dan berwarna-warni adalah proses dari serangkaian tahapan. Lahir dalam bentuk telur, menjadi ulat yang tidak disukai oleh banyak orang, melalui masa hibernasi dalam sebuah bentuk kepompong atau pupa, hingga keluar dari pupa menjadi makhluk yang banyak dipuji oleh orang yang menyaksikannya. Sebuah proses kehidupan alami yang juga sangat mungkin dialami oleh seorang manusia. Untuk menjadi manusia yang “indah”, tidak mungkin bisa jika hanya melalui fase-fase kehidupan yang selalu menyenangkan. Susah sedih duka lara pasti akan selalu menyertai hidup manusia. Keburukan adalah batu loncatan yang disediakan Tuhan untuk menjadi seorang manusia yang dewasa. Manusia yang paham dari mana mereka menjadi seperti mereka hari ini. Semua hal tersebut bertujuan agar manusia terhindar dari sikap yang dimurkai Tuhan, sombong. Pembelajaran lain adalah pola zonasi sayap kupu-kupu. Para ahli taksonomi hewan memanfaatkan pola ini sebagai dasar klasifikasi jenis kupu-kupu karena masing-masing jenis memiliki corak dan pola yang berbeda-beda. Makhluk ciptaan Tuhan dengan morfologi tubuh yang sempurna karena akurasi penciptaan yang tinggi. Kupu-kupu menjadi agen penyerbukan tanaman yang penting di lingkungan lokal, dan membantu proses  penyerbukan di lebih dari 50 tanaman pertanian yang penting secara ekonomi. Kupu-kupu adalah model organisme di beberapa negara sebagai obyek kajian sistem navigasi, pengendalian hayati, embriologi, evolusi, genetika, dinamika populasi, dan konservasi keanekaragaman hayati. Peningkatan minat masyarakat terhadap wisata pendidikan seperti halnya dalam kawasan konservasi keanekaragaman hayati di Taman Bantimurung ini, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan pemerintah daerah sehingga berbagai pihak diuntungkan dengan adanya kawasan ini.
Peran seekor kupu-kupu tersebut membuat makhluk kecil ini pantas menyandang status sebagai organisme yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan. Kupu-kupu telah dijadikan sebagai spesies bendera. Spesies yang digunakan sebagai maskot program konservasi karena diharapkan mampu menggugah ketertarikan atau simpati masyarakat terhadap pentingnya program konservasi yang sedang dicanangkan. Khusus di kawasan Taman Bantimurung, program tersebut dicanangkan karena adanya beberapa spesies kupu-kupu yang terancam keberadaannya akibat faktor lingkungan seperti aktivitas makan dan perkembangbiakan. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan jumlah dan jenis kupu-kupu di daerah ini adalah karena peningkatan aktivitas manusia dalam penangkapan kupu-kupu. Kupu-kupu yang ditangkap kemudian dijadikan souvenir atau kenang-kenangan untuk dijual kepada para pengunjung dalam bentuk figuran dan gantungan kunci.
Kupu-kupu awetan yang disebut sebagai insektarium di Taman Bantimurung ditempatkan di Museum Kupu-Kupu secara resmi oleh pihak Balai Taman Bantimurung Bulusaraung. Jika saya tidak salah ingat, tidak ada tiket berbayar untuk memasuki museum ini. Museum ini adalah tempat menyimpan berbagai jenis kupu-kupu yang berhasil dikumpulkan oleh pihak Balai. Koleksi awetan kupu-kupu tersebut dibuat dalam bentuk figura, dengan informasi masing-masing jenis kupu-kupu yang diawetkan. Informasi yang dicantumkan dalam label spesimen biasanya berupa nama jenis, tanggal penangkapan dan tempat asal kupu-kupu tersebut berhasil didapatkan.
Tempat yang tidak kalah menarik di kawasan Taman Bantimurung adalah air terjun. Air terjun tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alernatif wisata alam. Ketinggian air terjun ini hanya sekitar 15 meter dan berasal dari aliran sungai yang tenang. Air tenang yang biasanya menghanyutkan. Debit air sungai sumber aliran air terjun tersebut dipengaruhi oleh musim. Musim kemarau akan mengakibatkan debit aliran yang kecil, dan sebaliknya. Bagian dasar aliran sungai di bawah air terjun dan di samping kanan kiri air terjun berupa batuan karst. Saya dapat melihat kupu-kupu berwisata dengan beterbangan kesana kemari dan berbaur dengan manusia yang sedang menikmati hawa dingin air dari aliran air terjun di Taman Bantimurung. Jasa penyewaan ban juga ada di sekitar lokasi air terjun karena lokasi tersebut dapat dijadikan tempat meluncur yang alami. Teman-teman akan mengeluarkan biaya jika memanfaatkan jasa penyewaan ban di kawasan air terjun ini.
Kekecewaaan dapat muncul dari benak teman-teman jika tidak mengunjungi gua-gua unik yang terdapat di kawasan Taman Bantimurung. Gua tersebut adalah gua batu dan gua mimpi. Saya berkesempatan mengunjungi salah satu dari dua gua tersebut, yaitu gua batu. Akses menuju gua batu dari kawasan air terjun cukup jauh. Pertama-tama teman-teman harus menaiki 118 anak tangga atau hampir setinggi air terjun. Teman-teman kemudian harus menyusuri jalan setapak yang sejajar dengan aliran sungai sejauh kurang lebih 1 kilometer untuk bisa sampai di mulut gua batu. Pemandangan bukit karst yang tegak menjulang tinggi di sisi kiri maupun kanan saya dan kupu-kupu yang beterbangan, menghiasi mata saya saat itu. Aliran sungai yang berada di sisi kanan saya membentuk sudut siku-siku dengan bukit karst di sampingnya. Kawasan jalan setapak yang lebih dekat dengan gua batu dihiasi pemandangan yang berbeda dengan kawasan yang lebih dekat dengan air terjun. Bukan pegunungan karst yang tampak di sisi kiri saya, namun sebuah hamparan hutan belantara dengan berbagai jenis flora di tempat tersebut. Gua batu adalah gua yang memiliki mulut yang hanya selebar badan orang dewasa. Teman-teman akan membutuhkan lampu penerangan untuk menyusuri keindahan gua jika tidak membawa sendiri dari rumah. Biaya yang dikeluarkan untuk bisa menikmati tempat menarik ini adalah untuk jasa penyewaan lampu sekaligus pemandu wisata dalam gua batu. Para penyewa lampu penerangan biasanya menawarkan jasa mereka di sekitar gua maupun di daerah yang jauh dengan gua. Saat itu saya dan rombongan sepakat untuk membayar Rp10.000,00 per orang. Satu orang pemandu wisata dalam gua dan penyewa lampu dapat memberikan informasi dan penerangan jalan kepada kurang lebih 10 orang. Jalan-jalan secara berkelompok dalam menyusuri keunikan stalagtit dan stalagmit gua batu lebih disarankan dibandingkan jalan secara individu. Wisata gua batu ini dapat dijadikan sebagai rujukan wisata sejarah, budaya dan alam sehingga memiliki manfaat yang sebanding dengan jalan panjang yang harus dilalui teman-teman menuju tempat tersebut. Satu tempat bonus yang boleh saya kunjungi dengan para pengunjung lain saat itu. Kolam sungai di samping kanan gua batu yang sebenarnya terdapat pelarangan untuk memasuki kolam tersebut. Kolam tersebut adalah tempat penampungan air yang merupakan bagian hulu terpisahnya dua bukit karst yang berhimpitan dan kemudian seakan-akan terbelah, serta terisi aliran air di tengah-tengah kedua bukit karst tersebut. Air yang sedang surut saat itu membuat kami dapat menikmati warna hijau aliran air yang menggenang dan berdebit kecil tersebut. Tempat tersebut menungkinkan kami bertemu dengan kupu-kupu dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat di kawasan air terjun dan di sepanjang perjalanan menuju gua batu.
Tempat lain yang terdapat di kawasan Taman Bantimurung adalah Puncak Bulusaraung, Karaenta dan area permainan anak-anak. Puncak Bulusaraung adalah tempat tertinggi di kawasan Taman Bantimurung. Puncak ini dapat didaki oleh para pendaki pemula maupun pendaki profesional yang ingin mendapatkan sensasi petualangan pegunungan karst. Karaenta adalah habitat untuk kera hitam Macaca maura yang hidup liar. Kera ini akan berkumpul jika dipanggil oleh pawangnya. Area permainan anak-anak yang terdapat di kawasan Taman Bantimurung terletak di sekitar aliran sungai setelah air terjun turun dari tempat yang lebih tinggi.
Biaya lain ketika berada di kawasan Taman Bantimurung berupa konsumsi dan biaya tak terduga berupa toilet. Biaya konsumsi tergantung jenis makanan yang dibeli oleh pengunjung. Makanan ringan maupun berat tersedia di kawasan Taman Bantimurung. Begitu pula dengan fasilitas toilet dan kamar mandi. Selain tempat tersebut, Balai Taman Bantimurung juga menyediakan fasilitas tempat ibadah berupa mushola di tempat yang dekat dengan area permainan anak-anak. Meskipun terlihat bersahaja, namun bahan dasar mushola yang terbuat dari batu kapur tersebut cukup menyita perhatian saya. Sederhana, namun cukup menjadi oase di tengah jiwa yang sedang haus akan kehadiran Tuhan di hati.
Ketika selesai berpetualang di kawasan Taman Bantimurung, akan terasa lebih nikmat jika melakukan aktivitas memanjakan perut. Sayangnya saat itu saya tidak berkesempatan untuk menikmati kuliner yang dijual di kawasan Taman Bantimurung. Masakan bernama mie titi menjadi santapan saya selepas mengunjungi Taman Bantimurung. Mie titi yang saya beli di sepanjang jalan menuju kampus Universitas Hasanuddin (saya tidak tau nama jalan lokasi restoran tersebut) adalah jenis mie yang “crispy” dengan potongan-potongan daging ayam, dan dibalut dengan kuah kental. Namun berdasarkan informasi, ada beberapa makanan ringan dan berat yang menjadi ciri khas Sulawesi Selatan, terutama Makassar. Pisang epe, es pisang ijo, sop konro dan coto Makassar terdaftar sebagai makanan khas Sulawesi Selatan. Alhamdulillaah saya berkesempatan untuk menikmati pisang epe dan sop konro yang merupakan ikon kuliner Sulawesi Selatan. Teman-teman yang ingin merasakan sensasi kuliner khas dari Sulawesi Selatan di atas, silakan coba dan buktikan sendiri ya.
Teman-teman yang ingin menginap di kawasan Taman Bantimurung dapat memanfaatkan penginapan sederhana yang terdapat di sekitar pintu masuk dan area parkir taman tersebut. Biaya akomodasi yang dapat teman-teman keluarkan bervariasi tergantung jenis penginapan yang teman-teman ingin gunakan, mulai puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Penginapan sederhana yang terdapat di area Taman Bantimurung menganggarkan biaya akomodasi mulai dari Rp50.000,00 per malam. Jika teman-teman ingin menginap di hotel atau wisma, maka teman-teman harus menaiki angkutan PT-PT lagi untuk bisa diantar oleh pak sopir ke hotel atau wisma yang diinginkan. Teman-teman harus mengambil rupiah lagi untuk membayar jasa pak sopir PT-PT yang akan mengantarkan teman-teman ke tempat tujuan.
Total biaya yang diperlukan selama hitungan hari perjalanan beragam. Hal ini tergantung oleh lokasi asal teman-teman, alat transportasi, aktivitas saat di dalam kawasan Taman Bantimurung dan akomodasi yang digunakan oleh teman-teman. Semakin dekat lokasi asal teman-teman menuju Taman Bantimurung, maka semakin sedikit pula biaya yang dikeluarkan. Teman-teman yang menggunakan alat transportasi yang murah akan merogoh rupiah yang tidak terlalu dalam pula. Pemanfaatan para penyewa jasa ban, lampu, pemandu wisata, dan konsumsi serta toilet akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan saat berada di dalam kawasan Taman Bantimurung. Akomodasi yang ingin digunakan akan semakin murah jika teman-teman memanfaatkan penginapan sederhana.
Usaha pembantingan kemurungan saya dan rombongan di Taman Bantimurung saat itu telah memberikan pelajaran berharga. Konsep wisata yang dapat saya katakan sebagai wisata yang lengkap. Wisata alam. Wisata budaya. Wisata sejarah. Wisata pendidikan. Wisata rohani. Ciptaan Tuhan yang harus tetap dipelihara dan dimanfaatkan dengan bijaksana. Penghargaan atas budaya lokal yang masih dipelihara sampai saat ini. Pembelajaran terhadap proses pembentukan makhluk di bumi melalui tahapan peristiwa. Hikmah dari segala proses yang berlangsung di alam. Keseluruhan makhluk yang kembali kepada satu arsitek paling sempurna di jagad raya ini, Allaah Yang Maha Kuasa. Jiwa ingin tahu saya setelah menikmati Taman Bantimurung menjadi semakin tinggi sehingga ingin melakukan penelitian di tempat tersebut jika mendapatkan kesempatan di lain waktu. Semoga. Aamiinn.