Selasa, 22 Maret 2016

Jika Diri di Persimpangan : Antara Lurus, atau Belok Kiri dan Kanan



Orang melihat dia sebagai sosok pemikir. Sahabatnya menilai dia terlalu peka dan kritis hingga sampai saat ini dia tidak mendapatkan pekerjaan di perusahaan seperti yang telah sahabatnya capai. Label idealis telah melekat dalam dirinya. Beberapa analisis dia ajukan dalam otaknya saat kejadian yang kata orang “buruk” tersebut menimpanya. Selektifitas yang tinggi (kata sahabatnya) dalam memilih pekerjaan. Kondisi kejiwaan yang tidak sesuai dengan jabatan yang dia pilih. Kompetensi yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kemampuan intelegensia yang kurang. Tidak ada “orang dalam” yang dia kenal. Penampilan yang tidak berhasil memikat para pewawancara sehingga mengakibatkan kurangnya kepercayaan dari pihak perusahaan. Sumbangan yang tidak diberikan terlebih dahulu ke perusahaan. Entahlah. Dia lelah.
Kondisi perekonomian dunia telah menjadikan manusia-manusia kritis semakin terhimpit. Sebelum lulus kuliah, dia berfikir bahwa dia tidak mau jalan panjang dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi berujung dengan tulisan “uang”. Dia  sudah malas dengan anggapan orang tentang harta dan uang. Kata “perubahan” yang banyak keluar dari mulut mahasiswa menjadi kata yang omong kosong jika mereka tidak bisa menjadi pemimpin untuk keluar dari permasalahan. Omong kosong jika kata “perubahan” diakhiri dengan materi yang melimpah ruah loh jinawi, ketenaran dan jabatan yang tinggi di perusahaan terkenal, sehingga berakhir dengan menjadi “roda”, bukan pemilik perusahaan mobil. Mereka sudah mengetahui kalau perusahaan tersebut merugikan bangsa dalam situasi yang samar-samar karena polesan gemerlap materi yang diberikan perusahaan kepada sang “roda”. Dia tak ingin muluk-muluk. Cita-citanya hanya satu, bermanfaat untuk orang di sekitar tempat tinggalnya meskipun hidupnya bersahaja. Dia tak mau hidup di kota-kota besar yang penuh dengan suara-suara bising, racun-racun hitam di udara, dan hingar bingar tempat-tempat modern, di bawah pengaruh globalisasi dan feminisme.
Usaha untuk melakukan segala macam hal yang bisa dia lakukan akan dia lakukan meskipun orang menilai tidak penting. Dia ingin mengadopsi prinsip-prinsip manajemen bisnis sahabat yang telah dijamin masuk syurga oleh Allaah, Abdurrahman bin Auf. Barang halal sebagai obyek bisnis. Penghindaran dari barang haram, bahkan barang syubghat sekalipun. Keuntungan bisnis yang diperoleh dinikmati dengan menunaikan hak keluarga, hak Allaah dan perjuangan di jalan Allaah. Harta yang diperoleh bukan sesuatu yang mengendalikannya, namun sesuatu yang dikendalikannya.  Motivasi dunia akhirat. Orientasi keberkahan. Etos kerja untuk beribadah. Sikap mental dan keahlian didasarkan sebagai manifestasi seorang muslim. Manajemen keuangan, operasi, strategi, pemasaran dan sumber daya manusia berdasarkan konsep halal dan syariah. Istiqomah (orang masa kini menyebutnya konsisten) dalam mengerjakan bisnis. Semua dikembalikan kepada hakikat penciptaan manusia di bumi, dalam hubungannya kepada sesama makhluk (hidup atau mati) dan kepada Allaah Yang Maha Kuasa.
Rumah, mobil, emas, perusahaan dan uang adalah materi yang dapat dipetik di dunia jika bisnis dilakukan dengan cara-cara Islami. Bisnis berdasarkan konsep sekuler hanya akan membuat jiwa merasa selalu haus dengan apa yang telah diperoleh, dan hati tidak tentram. Sangat mungkin untuk bisa menjadi semakin kaya materi. Namun belum tentu dengan jiwa yang kaya hati. Anggapan-anggapan orang di sekitar tempat tinggalnya telah menempatkan materi sebagai suatu hal yang wajib dikejar. Namun saya tidak tau sampai kapan orang tersebut merasa cukup dan bisa bersyukur. Pilihan-pilihan hidup tersebut ada pada otak dan hati manusia-manusia yang (katanya bisa) berfikir. Hidup di dunia tak hanya tentang materi duniawi. Kehidupan sesudah mati telah menanti untuk seluruh insan di bumi.

Semakin mengaburnya definisi-definisi
Terasa sempit jika definisi di hulu mampu dipahami
Harap dalam doa
Ikhtiar dalam usaha
Berfikirlah
Bergeraklah
Optimislah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar