Selasa, 22 Maret 2016

Bantinglah Kemurunganmu di Taman Bantimurung Bulusaraung : Sebuah Catatan Kecil di Akhir 2011



Butterfly terbanglah tinggi
Setinggi anganku untuk meraihmu
Memeluk batinmu yang sempat kacau
Karna merindu

Otak akan terhubung dengan lirik lagu Butterfly yang dilantunkan Melly Goeslaw dan Andhika Pratama ketika kata “kupu-kupu” masuk sebagai stimulus yang dikirimkan orang lain, yang diterima indera pendengaran kemudian diproses dalam serangkaian neuron sistem saraf. Imajnasi tentang kecantikan dan keindahan rupa yang dibalut dalam kebebasan mengepakkan sayap, membumbung tinggi saat otak membaca tulisan “kupu-kupu” di atas kertas. Kata ini, tak jarang dijadikan senjata yang ampuh sebagai subyek ungkapan bermajas personifikasi untuk pasangan lawan jenis bagi insan yang sedang berada dalam kendali cinta. Kata ini masih memiliki kesan yang mendalam sebagai makhluk cantik ciptaan Tuhan di bumi meski tak selalu dikonotasikan baik, seperti almarhum Chrisye yang mendendangkan “kupu-kupu malam” sebagai simbol kebebasan wanita malam.
Kupu-kupu menjadi obyek untuk dinikmati secara fisik oleh mata yang haus dengan keindahan dan kecantikan, maupun lambang dalam berbagai tulisan. Dari sekedar kesan yang ingin ditonjolkan, hingga manfaat yang ingin dicapai. Kata kupu-kupu sendiri juga telah disebut dalam banyak referensi, dari kitab suci hingga referensi modern, dan puisi, serta lirik-lirik lagu. “Pada hari itu manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran”, sebuah firman Allaah dalam kitab suci Alqur’an surat Al-Qari’ah ayat 4. Penyanyi terkenal Mariah Carey, Jason Mraz, Super Junior dan Miley Cyrus juga tak lupa mengikutsertakan kata “Butterfly” sebagai salah satu judul lagu mereka. Begitu pula dalam lirik puisi milik Mary Emily Bradley, Sarah Morgan Bryan Piatt, Emily Dickinson dan Thomas Wentworth Higginson.
Penulis secara pribadi membayangkan kupu-kupu hanya sebagai makhluk cantik yang indah dipandang ketika memilih paket wisata saat mengikuti kompetisi ilmiah di Makassar bulan Juli 2011 silam. Mata saya tertuju pada tulisan “Wisata alam air terjun dan kupu-kupu di Bantimurung, Maros” seharga Rp150.000,00. Pilihan ini berdasarkan keinginan untuk “membanting kemurungan” setelah mendapatkan hasil yang tak kami harapkan. Sebenarnya kami bisa berhemat jika tidak mengambil paket wisata tersebut dan melakukan perjalanan mandiri mengendarai angkutan umum ke tempat-tempat tujuan wisata yang ada di Sulawesi Selatan. Namun sayang, saya sudah terlanjur mengambil dan membayar biaya paket wisata tersebut. Jiwa backpacker yang masih perlu dilatih lagi.
Perjalanan ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dapat dijangkau dengan alat transportasi angkutan umum. Masyarakat setempat fasih menyebut kata PT-PT untuk angkutan umum beroda empat yang merupakan akronim dari Public Transportation. Angkutan PT-PT di Makassar adalah angkutan umum dengan ciri khas berwarna biru muda dan daya angkut penumpang sekitar 10-12 orang. Setiap jurusan perjalanan sudah tertera di bagian depan maupun belakang bagian angkutan tersebut. Penumpang akan dimanjakan dengan lantunan musik yang berasal dari komputer jinjing sejenis netbook jika beruntung menaiki PT-PT yang memberikan fasilitas musik gratis tersebut. Keberuntungan kami sehari sebelum berwisata ke Taman Nasional Bantimurung itulah yang mengakibatkan kami mengetahui bahwa ternyata PT-PT di Makassar ada yang memberikan fasilitas musik gratis. Hal tersebut untuk membuat penumpang betah menaiki angkutan PT-PT dan menghindari kebosanan, serta meningkatkan daya tarik penumpang di kemudian hari.
Lokasi Taman Bantimurung Bulusaraung terletak sekitar 23 kilometer dari bandara Sultan Hasanuddin dan 42 kilometer dari Kota Makassar. Perjalanan dari lokasi asal teman-teman menuju Taman Bantimurung memerlukan biaya yang bervariasi, karena tergantung lokasi asal dan alat transportasi yang digunakan. Jika teman-teman transit di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Kota Makassar untuk menuju Taman Bantimurung, PT-PT dapat dimanfaatkan jika ingin berhemat. Begitu pula jika teman-teman transit di Terminal Sentral Makassar melalui jalur darat. Pintu gerbang keluar bandara menuju jalan raya berjarak sekitar 4 kilometer. Angkutan PT-PT tidak terdapat di dalam bandara. Namun dari Terminal Sentral dapat langsung menaiki angkutan PT-PT. Teman-teman dapat memanfaatkan taksi untuk langsung menuju tujuan ataupun ojek di bandara untuk mengantarkan ke jalan raya.
Tarif perjalanan dengan angkutan taksi ini bisa sangat mahal. Mungkin teman-teman bisa menebak, jika perjalanan lancar dari bandara menuju lokasi Taman Bantimurung membutuhkan waktu sekitar 45 menit, maka argometer taksi akan menunjukkan angka berapa. Tarif yang dikeluarkan bisa mencapai ratusan ribu rupiah, tergantung armada taksi yang teman-teman manfaatkan. Alternatif perjalanan yang lebih murah dapat menggunakan angkutan umum berupa ojek untuk keluar bandara menuju jalan raya, kemudian berganti angkutan PT-PT. Tarif ojek untuk keluar bandara menuju jalan raya berkisar antara Rp10.000,00 hingga Rp15.000,00. Angkutan PT-PT jurusan Pasar Maros silakan teman-teman manfaatkan untuk mengantarkan ke Pasar Maros dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Lokasi Taman Bantimurung masih harus ditempuh dengan menaiki angkutan PT-PT sekali lagi dari Pasar Maros sekitar 30 menit jika angkutan PT-PT tidak berhenti di jalan untuk mencari penumpang lagi. Tarif perjalanan angkutan PT-PT sekali jalan sekitar Rp3.000,00 - Rp5.000,00. 
Konsekuensi yang harus ditanggung oleh teman-teman jika menggunakan angkutan PT-PT adalah sengatan panas, serangan berupa rangsangan bau dari tempat-tempat umum yang dilewati angkutan dan rasa letih yang bisa dirasakan karena berkali-kali berganti angkutan. Teman-teman juga bisa merasakan langsung bagaimana kepayahan yang dialami oleh masyarakat ketika bekerja di pasar dan di jalan. Mereka harus bergelut dengan kondisi alam dan saingan bisnis demi tali kehidupan yang harus disambung. Konsekuensi-konsekuensi tersebut akan dibayar dengan harmoni alam perpaduan sungai-sungai, rumah-rumah adat masyarakat setempat yang masih bertahan dengan megah dan bukit-bukit karst di kanan kiri jalan di sepanjang perjalanan mendekati kawasan Taman Bantimurung. Pemandangan yang sangat elok, cantik nan sejuk tersebut karena adanya harmonisasi yang anggun antara alam berupa pegunungan kapur, kearifan lokal penduduk dalam berinteraksi dengan alam dan pemeliharaan warisan budaya rumah adat lokal oleh masyarakat setempat. Masyarakat yang benar-benar menghargai alam dan sejarah.
Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung secara administrasi terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Pintu gerbang Taman Bantimurung berupa patung kupu-kupu yang megah bersayap biru muda, kuning dan ungu kehitaman. Patung kera yang sedang duduk dan melambaikan kedua organ pergerakan anteriornya menyapa kami saat memasuki kawasan tersebut, persis di belakang patung kupu-kupu. Perbukitan karst ikut menyimpulkan senyuman bersamaan dengan panas yang tidak terlalu menyengat karena kondisi jalan yang teduh. Nama Taman Bantimurung tertempel dengan kokoh di bukit karst yang dapat teman-teman lihat dengan jelas dari jalan. Saya dan rombongan beruntung saat itu karena cuaca cerah yang menyertai perjalanan kami pagi itu. Ikon-ikon Taman Bantimurung tersebut (kupu-kupu, kera dan karst) sengaja diperlihatkan oleh pengelola Taman Bantimurung (Balai Taman Bantimurung Bulusaraung) sebelum memasuki kawasan ini. Patung kupu-kupu dan kera di pintu gerbang kawasan Taman Bantimurung yang megah, dan identitas Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di bukit karst yang mirip dengan penempatan lukisan di dinding rumah. Tulisan-tulisan tersebut sebagai lukisan dan bukit karst sebagai dinding rumahnya.
Taman Bantimurung merupakan kawasan pelestarian alam untuk beberapa jenis ekosistem, yaitu ekosistem hutan, pegunungan karst dan hutan dataran tinggi. Ekosistem hutan Taman Bantimurung ini memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi baik jenis flora maupun fauna. Beberapa fauna bersifat khas dan endemik, hanya terdapat di Sulawesi dan tidak terdapat di tempat lain. Fauna yang terkenal adalah kera-kera hitam jenis Macaca maura dan jenis kupu-kupu. Jenis flora yang terdapat di Taman Bantimurung ini adalah jenis flora vegetasi karst dan hutan dataran rendah.
Para penjual souvenir berupa insektarium kupu-kupu dan pakaian anak-anak hingga dewasa bermotif kupu-kupu dan segala hal bertema Taman Bantimurung akan menyambut teman-teman jika berada di kawasan pintu masuk dan parkir. Teman-teman harus mengeluarkan rupiah sesuai umur teman-teman agar bisa menikmati segala macam obyek yang ada di Taman Bantimurung. Orang dewasa harus membayar Rp10.000,00 untuk membeli tiket masuk sedangkan untuk anak-anak sebesar setengah harga orang dewasa. Tarif yang berbeda dan lebih tinggi dikenakan untuk turis dari luar negeri, yaitu sebesar dua kali harga tiket orang dewasa (Rp20.000,00). Selamat datang di kerajaan kupu-kupu terbesar di Indonesia, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Kawasan pegunungan karst di sekitar Taman Bantimurung dijuluki “Spectacular Tower Karst” karena bentang alam karst yang unik, berbentuk menara-menara yang berhimpitan, dan membentang sepanjang Kabupaten Maros dan Pangkajene Kepulauan. Pegunungan karst di Sulawesi Selatan diklasifikasikan ke dalam karst Tropika Klasik yang memiliki luas sekitar 30.000 hektar. Sebuah hamparan alam yang indah dan tidak ditemukan di daerah manapun di Indonesia. Pegunungan karst yang berbentuk menara-menara tersebut seperti berbicara kepada manusia di sekitarnya. “Akulah ciptaan Tuhan. Produk dan saksi sejarah pembentukan kawasan ini sekaligus sebagai saksi aktivitas-aktivitas manusia disekelilingku”. Manusia begitu kerdil dikelilingi oleh bukit-bukit karst yang menjulang tinggi. Himpit-himpitan menara dalam jelmaan bukit-bukit karst eksotis. Manusia tidak akan bisa menandingi “teknologi” milik Tuhan. Secuil pelajaran yang dapat saya ambil dari pegunungan karst terluas dan terbesar kedua di dunia setelah Cina ini. Pegunungan karst juga berdiri dengan kokoh di dalam kawasan Taman Bantimurung. Biaya untuk memperhatikan, mengamati dan menikmati karst di Taman ini nol rupiah. Jadi jangan takut untuk berlama-lama merenungi ciptaan Tuhan di bumi Sulawesi Selatan yang menakjubkan ini. Asalkan jangan mencoret dan melakukan hal lain yang merusak ya.
Nilai peduli untuk menjaga dan melestarikan, serta menyayangi makhluk hidup sebagai sesama makhluk Tuhan, terutama kupu-kupu tercermin dalam status kawasan Taman Bantimurung ini sebagai kawasan konservasi yang disahkan oleh Menteri Kehutanan sejak tahun 2004. Usaha pelestarian spesies endemik maupun non endemik kupu-kupu yang terdapat di sekitar Taman Bantimurung dibuktikan dengan adanya penangkaran kupu-kupu. Pelestarian jumlah dan jenis kupu-kupu menjadi tujuan utama tempat penangkaran kupu-kupu. Tempat penangkaran kupu-kupu yang terbuat dari jaring biasa, ada yang dibentangkan menempel pada dinding karst, ada yang dibuat dalam ruangan khusus. Di dalam jaring, terdapat pohon-pohon dan tanaman yang memang sudah ada sebelum jaring dipasang. Saat jaring dan semua bangunan sudah siap, tanaman yang merupakan pakan kupu-kupu akan dimasukkan ke dalam penangkaran.
Alam telah menjadi obyek dalam berbagai kajian ilmu pengetahuan oleh para ilmuwan-ilmuwan di dunia sejak berabad-abad tahun yang lalu. Kajian tentang alam akan selalu mengisi otak-otak yang haus ilmu pengetahuan. Kalau kata Dan Brown dalam novel “Angels and Demons”, bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bertentangan. Ia hanya terlalu muda untuk mengerti. Manusia berkewajiban untuk berfikir untuk memahami segala gejala, baik gejala alam maupun gejala sosial yang terjadi di sekelilingnya. Tuhan selalu menciptakan makhluk bersamaan dengan nilai manfaat di jagad raya ini. Tuhan selalu mengatur secara cermat tentang segala sistem makhluk hidup maupun makhluk yang mati di jagad raya ini. Tidak ada kata “kebetulan” dalam “kamus” milik Tuhan.
Kupu-kupu adalah indikator ekosistem yang sehat. Kupu-kupu akan mampu hidup dengan baik bila faktor lingkungan yang ada sesuai dengan jangkauan toleransi kupu-kupu untuk mampu hidup. Makhluk hidup yang mampu tumbuh dan berkembang biak di lingkungan tertentu menandakan bahwa lingkungan tersebut “baik” untuk makhluk yang lain, kecuali makhluk hidup ekstrim yang mampu hidup di lingkungan yang ekstrim. Syarat-syarat hidup kupu-kupu juga hampir sama dengan lebih dari dua pertiga spesies invertebrata di bumi sehingga jika ada kupu-kupu hidup di lingkungan tertentu, ada pula kehidupan makhluk invertebrata lain di tempat yang sama. Suhu  ideal bagi kupu-kupu untuk berkembang adalah dibawah 30oC. Kupu-kupu dalam ekosistem adalah bagian yang penting dari rantai makanan dan mangsa yang empuk untuk jenis burung, kelelawar dan hewan insektivora yang lain. Jika salah satu organisme yang berperan dalam rantai makanan hilang atau punah, maka keseimbangan ekosistem dalam sistem makan-memakan yang lebih kompleks akan terganggu. Para ekologis di Eropa telah menjadikan kupu-kupu sebagai model organisme dalam kajian dampak organisme akibat kehilangan habitat dan perubahan iklim.
Siklus hidup seekor kupu-kupu adalah pembelajaran tentang proses kehidupan dalam beberapa fase hidup. Seekor kupu-kupu bersayap indah dan berwarna-warni adalah proses dari serangkaian tahapan. Lahir dalam bentuk telur, menjadi ulat yang tidak disukai oleh banyak orang, melalui masa hibernasi dalam sebuah bentuk kepompong atau pupa, hingga keluar dari pupa menjadi makhluk yang banyak dipuji oleh orang yang menyaksikannya. Sebuah proses kehidupan alami yang juga sangat mungkin dialami oleh seorang manusia. Untuk menjadi manusia yang “indah”, tidak mungkin bisa jika hanya melalui fase-fase kehidupan yang selalu menyenangkan. Susah sedih duka lara pasti akan selalu menyertai hidup manusia. Keburukan adalah batu loncatan yang disediakan Tuhan untuk menjadi seorang manusia yang dewasa. Manusia yang paham dari mana mereka menjadi seperti mereka hari ini. Semua hal tersebut bertujuan agar manusia terhindar dari sikap yang dimurkai Tuhan, sombong. Pembelajaran lain adalah pola zonasi sayap kupu-kupu. Para ahli taksonomi hewan memanfaatkan pola ini sebagai dasar klasifikasi jenis kupu-kupu karena masing-masing jenis memiliki corak dan pola yang berbeda-beda. Makhluk ciptaan Tuhan dengan morfologi tubuh yang sempurna karena akurasi penciptaan yang tinggi. Kupu-kupu menjadi agen penyerbukan tanaman yang penting di lingkungan lokal, dan membantu proses  penyerbukan di lebih dari 50 tanaman pertanian yang penting secara ekonomi. Kupu-kupu adalah model organisme di beberapa negara sebagai obyek kajian sistem navigasi, pengendalian hayati, embriologi, evolusi, genetika, dinamika populasi, dan konservasi keanekaragaman hayati. Peningkatan minat masyarakat terhadap wisata pendidikan seperti halnya dalam kawasan konservasi keanekaragaman hayati di Taman Bantimurung ini, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan pemerintah daerah sehingga berbagai pihak diuntungkan dengan adanya kawasan ini.
Peran seekor kupu-kupu tersebut membuat makhluk kecil ini pantas menyandang status sebagai organisme yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan. Kupu-kupu telah dijadikan sebagai spesies bendera. Spesies yang digunakan sebagai maskot program konservasi karena diharapkan mampu menggugah ketertarikan atau simpati masyarakat terhadap pentingnya program konservasi yang sedang dicanangkan. Khusus di kawasan Taman Bantimurung, program tersebut dicanangkan karena adanya beberapa spesies kupu-kupu yang terancam keberadaannya akibat faktor lingkungan seperti aktivitas makan dan perkembangbiakan. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan jumlah dan jenis kupu-kupu di daerah ini adalah karena peningkatan aktivitas manusia dalam penangkapan kupu-kupu. Kupu-kupu yang ditangkap kemudian dijadikan souvenir atau kenang-kenangan untuk dijual kepada para pengunjung dalam bentuk figuran dan gantungan kunci.
Kupu-kupu awetan yang disebut sebagai insektarium di Taman Bantimurung ditempatkan di Museum Kupu-Kupu secara resmi oleh pihak Balai Taman Bantimurung Bulusaraung. Jika saya tidak salah ingat, tidak ada tiket berbayar untuk memasuki museum ini. Museum ini adalah tempat menyimpan berbagai jenis kupu-kupu yang berhasil dikumpulkan oleh pihak Balai. Koleksi awetan kupu-kupu tersebut dibuat dalam bentuk figura, dengan informasi masing-masing jenis kupu-kupu yang diawetkan. Informasi yang dicantumkan dalam label spesimen biasanya berupa nama jenis, tanggal penangkapan dan tempat asal kupu-kupu tersebut berhasil didapatkan.
Tempat yang tidak kalah menarik di kawasan Taman Bantimurung adalah air terjun. Air terjun tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alernatif wisata alam. Ketinggian air terjun ini hanya sekitar 15 meter dan berasal dari aliran sungai yang tenang. Air tenang yang biasanya menghanyutkan. Debit air sungai sumber aliran air terjun tersebut dipengaruhi oleh musim. Musim kemarau akan mengakibatkan debit aliran yang kecil, dan sebaliknya. Bagian dasar aliran sungai di bawah air terjun dan di samping kanan kiri air terjun berupa batuan karst. Saya dapat melihat kupu-kupu berwisata dengan beterbangan kesana kemari dan berbaur dengan manusia yang sedang menikmati hawa dingin air dari aliran air terjun di Taman Bantimurung. Jasa penyewaan ban juga ada di sekitar lokasi air terjun karena lokasi tersebut dapat dijadikan tempat meluncur yang alami. Teman-teman akan mengeluarkan biaya jika memanfaatkan jasa penyewaan ban di kawasan air terjun ini.
Kekecewaaan dapat muncul dari benak teman-teman jika tidak mengunjungi gua-gua unik yang terdapat di kawasan Taman Bantimurung. Gua tersebut adalah gua batu dan gua mimpi. Saya berkesempatan mengunjungi salah satu dari dua gua tersebut, yaitu gua batu. Akses menuju gua batu dari kawasan air terjun cukup jauh. Pertama-tama teman-teman harus menaiki 118 anak tangga atau hampir setinggi air terjun. Teman-teman kemudian harus menyusuri jalan setapak yang sejajar dengan aliran sungai sejauh kurang lebih 1 kilometer untuk bisa sampai di mulut gua batu. Pemandangan bukit karst yang tegak menjulang tinggi di sisi kiri maupun kanan saya dan kupu-kupu yang beterbangan, menghiasi mata saya saat itu. Aliran sungai yang berada di sisi kanan saya membentuk sudut siku-siku dengan bukit karst di sampingnya. Kawasan jalan setapak yang lebih dekat dengan gua batu dihiasi pemandangan yang berbeda dengan kawasan yang lebih dekat dengan air terjun. Bukan pegunungan karst yang tampak di sisi kiri saya, namun sebuah hamparan hutan belantara dengan berbagai jenis flora di tempat tersebut. Gua batu adalah gua yang memiliki mulut yang hanya selebar badan orang dewasa. Teman-teman akan membutuhkan lampu penerangan untuk menyusuri keindahan gua jika tidak membawa sendiri dari rumah. Biaya yang dikeluarkan untuk bisa menikmati tempat menarik ini adalah untuk jasa penyewaan lampu sekaligus pemandu wisata dalam gua batu. Para penyewa lampu penerangan biasanya menawarkan jasa mereka di sekitar gua maupun di daerah yang jauh dengan gua. Saat itu saya dan rombongan sepakat untuk membayar Rp10.000,00 per orang. Satu orang pemandu wisata dalam gua dan penyewa lampu dapat memberikan informasi dan penerangan jalan kepada kurang lebih 10 orang. Jalan-jalan secara berkelompok dalam menyusuri keunikan stalagtit dan stalagmit gua batu lebih disarankan dibandingkan jalan secara individu. Wisata gua batu ini dapat dijadikan sebagai rujukan wisata sejarah, budaya dan alam sehingga memiliki manfaat yang sebanding dengan jalan panjang yang harus dilalui teman-teman menuju tempat tersebut. Satu tempat bonus yang boleh saya kunjungi dengan para pengunjung lain saat itu. Kolam sungai di samping kanan gua batu yang sebenarnya terdapat pelarangan untuk memasuki kolam tersebut. Kolam tersebut adalah tempat penampungan air yang merupakan bagian hulu terpisahnya dua bukit karst yang berhimpitan dan kemudian seakan-akan terbelah, serta terisi aliran air di tengah-tengah kedua bukit karst tersebut. Air yang sedang surut saat itu membuat kami dapat menikmati warna hijau aliran air yang menggenang dan berdebit kecil tersebut. Tempat tersebut menungkinkan kami bertemu dengan kupu-kupu dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat di kawasan air terjun dan di sepanjang perjalanan menuju gua batu.
Tempat lain yang terdapat di kawasan Taman Bantimurung adalah Puncak Bulusaraung, Karaenta dan area permainan anak-anak. Puncak Bulusaraung adalah tempat tertinggi di kawasan Taman Bantimurung. Puncak ini dapat didaki oleh para pendaki pemula maupun pendaki profesional yang ingin mendapatkan sensasi petualangan pegunungan karst. Karaenta adalah habitat untuk kera hitam Macaca maura yang hidup liar. Kera ini akan berkumpul jika dipanggil oleh pawangnya. Area permainan anak-anak yang terdapat di kawasan Taman Bantimurung terletak di sekitar aliran sungai setelah air terjun turun dari tempat yang lebih tinggi.
Biaya lain ketika berada di kawasan Taman Bantimurung berupa konsumsi dan biaya tak terduga berupa toilet. Biaya konsumsi tergantung jenis makanan yang dibeli oleh pengunjung. Makanan ringan maupun berat tersedia di kawasan Taman Bantimurung. Begitu pula dengan fasilitas toilet dan kamar mandi. Selain tempat tersebut, Balai Taman Bantimurung juga menyediakan fasilitas tempat ibadah berupa mushola di tempat yang dekat dengan area permainan anak-anak. Meskipun terlihat bersahaja, namun bahan dasar mushola yang terbuat dari batu kapur tersebut cukup menyita perhatian saya. Sederhana, namun cukup menjadi oase di tengah jiwa yang sedang haus akan kehadiran Tuhan di hati.
Ketika selesai berpetualang di kawasan Taman Bantimurung, akan terasa lebih nikmat jika melakukan aktivitas memanjakan perut. Sayangnya saat itu saya tidak berkesempatan untuk menikmati kuliner yang dijual di kawasan Taman Bantimurung. Masakan bernama mie titi menjadi santapan saya selepas mengunjungi Taman Bantimurung. Mie titi yang saya beli di sepanjang jalan menuju kampus Universitas Hasanuddin (saya tidak tau nama jalan lokasi restoran tersebut) adalah jenis mie yang “crispy” dengan potongan-potongan daging ayam, dan dibalut dengan kuah kental. Namun berdasarkan informasi, ada beberapa makanan ringan dan berat yang menjadi ciri khas Sulawesi Selatan, terutama Makassar. Pisang epe, es pisang ijo, sop konro dan coto Makassar terdaftar sebagai makanan khas Sulawesi Selatan. Alhamdulillaah saya berkesempatan untuk menikmati pisang epe dan sop konro yang merupakan ikon kuliner Sulawesi Selatan. Teman-teman yang ingin merasakan sensasi kuliner khas dari Sulawesi Selatan di atas, silakan coba dan buktikan sendiri ya.
Teman-teman yang ingin menginap di kawasan Taman Bantimurung dapat memanfaatkan penginapan sederhana yang terdapat di sekitar pintu masuk dan area parkir taman tersebut. Biaya akomodasi yang dapat teman-teman keluarkan bervariasi tergantung jenis penginapan yang teman-teman ingin gunakan, mulai puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Penginapan sederhana yang terdapat di area Taman Bantimurung menganggarkan biaya akomodasi mulai dari Rp50.000,00 per malam. Jika teman-teman ingin menginap di hotel atau wisma, maka teman-teman harus menaiki angkutan PT-PT lagi untuk bisa diantar oleh pak sopir ke hotel atau wisma yang diinginkan. Teman-teman harus mengambil rupiah lagi untuk membayar jasa pak sopir PT-PT yang akan mengantarkan teman-teman ke tempat tujuan.
Total biaya yang diperlukan selama hitungan hari perjalanan beragam. Hal ini tergantung oleh lokasi asal teman-teman, alat transportasi, aktivitas saat di dalam kawasan Taman Bantimurung dan akomodasi yang digunakan oleh teman-teman. Semakin dekat lokasi asal teman-teman menuju Taman Bantimurung, maka semakin sedikit pula biaya yang dikeluarkan. Teman-teman yang menggunakan alat transportasi yang murah akan merogoh rupiah yang tidak terlalu dalam pula. Pemanfaatan para penyewa jasa ban, lampu, pemandu wisata, dan konsumsi serta toilet akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan saat berada di dalam kawasan Taman Bantimurung. Akomodasi yang ingin digunakan akan semakin murah jika teman-teman memanfaatkan penginapan sederhana.
Usaha pembantingan kemurungan saya dan rombongan di Taman Bantimurung saat itu telah memberikan pelajaran berharga. Konsep wisata yang dapat saya katakan sebagai wisata yang lengkap. Wisata alam. Wisata budaya. Wisata sejarah. Wisata pendidikan. Wisata rohani. Ciptaan Tuhan yang harus tetap dipelihara dan dimanfaatkan dengan bijaksana. Penghargaan atas budaya lokal yang masih dipelihara sampai saat ini. Pembelajaran terhadap proses pembentukan makhluk di bumi melalui tahapan peristiwa. Hikmah dari segala proses yang berlangsung di alam. Keseluruhan makhluk yang kembali kepada satu arsitek paling sempurna di jagad raya ini, Allaah Yang Maha Kuasa. Jiwa ingin tahu saya setelah menikmati Taman Bantimurung menjadi semakin tinggi sehingga ingin melakukan penelitian di tempat tersebut jika mendapatkan kesempatan di lain waktu. Semoga. Aamiinn.

3 komentar:

  1. Tulisannya apik..
    dateng ke lombok ayo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terima kasih sudah mampir dan membaca barisan kata-kata yang panjang ini. Hehehehe.. Lombok masih terlalu pedas untuk dijamah kawan.. :)

      Hapus